Saturday, October 29, 2011

Hiu Tikus

Baru kali ini saya mendengar nama Ikan Hiu Tikus. Ikan tersebut tertangkap jaring nelayan Pantai Baron di bulan Agustus 2011. Ternyata pada hari itu banyak nelayan yang menangkap Hiu Tikus. Panjang ikan ini mencapa 2 meteran.


Teman saya sedang mengangkat ikan hiu tikus


















Alam yang Berubah: ALiran Sungai di Pantai Baron

Di Pantai Baron , Gunungkidul , mengalir sebuah sungai air tawar  yang berasal dari sungai bawah tanah (SUmber Baron). Sungai tersebut mengalir di sebelah barat menyusuri bukit di sebelah kanan Pantai Baron langsung ke laut lepas.
Aliran sungai ini ternyata bisa berubah, entah karena apa. Pada bulan Juni 2011 saya saya ke sana, aliran menjadi ke sebelah timur kemudian ke selatan menyusuri bawah bukit.

Dapur Ikan di Pantai Baron


Jika anda pernah ke pantai Baron Gunungkidul, tentu tidak aka melewatkan makan ikan di sana. Ikan yang dijual di Pantai Baron terjamin kesegaranya, karena diambil lagnsung dari TPI atau dari pengepul yang memiliki gudang ikan di sini. Namun sayangnya pengolahan ikan tersebut kurang higienis. Ikan-ikan diletakkan di lantai begitu saja, yang tak jarang kotor sekali. Limbah ikan dibuang di dekat dapur  sehingga menimbulkan bau menyengat dan dikerubungi lalat.
Jika saja Pemda (dalam hal ini DKP) dan para ibu-ibu yang memasak ikan  lebih memperhatikan  kebersihan dalam pengolahannya,  tentu kualitas produk akan lebih meningkat.

Ikan pari tangkapan nelayang Baron

Juni 2011, saya pergi ke Pantai Baron. pada bulan tersebut ternyata sedang banyak tangkapan ikan pari. Masyarakat lokal menyebutnya ikan "Pe".
Kulit bagian dorsal (punggung ) ikan pari sangat keras, tidak mempan pisau. Kulit ini seringkali dipisahkan oleh pedagang dan dijual sendiri untuk bahan kerajinan dompet.

Pantai Baron

Beberapa foto Pantai Baron tahun 2006 setelah gempa Jogja dan tahun 2011.

Baron 2006
Gambar karang yang bentuknya seperti kapal adalah Parang Racuk. Bagian bukit berwarna putih merupakan bagian yang runtuh setelah gempa Mei 2006.
Foto diambil ketika laut sedang pasang.








Karst Habitat in Dry Season

Some picture of Gunungsewu karst habitat in dry season.Located at Desa Purwodadi Tepus, Gunungkidul
Hot and dry at Gunungkidul karst area

a farmer resting at her shelter
People in the field
dry conical hill

monkeys cave at tepus

A Preliminary Study on Human and Long-tailed Macaque Conflict in Karst Habitat of Gunungkidul: Public Opinion


A Preliminary Study on Human and Long-tailed Macaque Conflict in Karst Habitat of  Gunungkidul: Public Opinion

Agnita Nunung Nugroho Wulanadji1, A.Heru Tricahyanto2

1Pascasarjana Student,Faculty of Biology,Universitas Gadjah Mada
2Komunitas Pemuda Pecinta Alam, Gunungkidul, Jogjakarta Province
tricahyantoh@yahoo.com


Abstract
Homo sapiens have historically coexisted with long-tailed macaques (Macaca fascicularis [Rafles,1821]) throughout South and Southeast Asia. This species is the most wide distributed among primates because of its capabilities to adapt in a wide variety of habitats both in and outside its natural range, including secondary and disturbed forest. In their outside natural habitat they have close association with human. This close association has developed into a complex relationship where both species positively and negatively impact each other. For example, human and long-tailed macaque conflict had been reported from Indonesia, Malaysia,Singapore,Thailand and India.

Public opinion plays important role in the planning and management of wildlife. This survey
using semi-structured interview method taken from 60 participants covering Tepus,Tanjungsari,Saptosari and Paliyan residence. These 4 areas was reported crop-raiding by long-tailed macaques. This study conducted on the intensity of man-monkey conflict, as proposed by Chauhan and Pirta (2010), and pest behaviour of long-tailed macaques.

This preliminary  study was planned to explore the opinion of the people about the level of  human-monkey conflict  and solution to reduce it. In addtion we collect possibilities local wisdom  to solve the problems from public opinion.

In karst habitat of Gunungkidul, long-tailed macaques activites damaged to crops. Long-tailed macaques alsa attack livelihood and taken chicken egg at Purwodadi Village. This attack always occurs every dry season in different intensities. Public opinion tend to be negative because lost of potential harvested crop and clasified  long-tailed macaques as pest animal.

Keywords: long-tailed macaques, conflict, human, karst habitat


(Presenter in International Congres on Biological Science, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, 2011)

Horizontal cave near Siung Beach

 In september 2011, I was with some friends of PPA Gunungkidul and 2 persons from Matalabiogama (Nucan and her friend), esplorated horizontal cave, located near Siung Beach.
Kang Agus from PPA GK became leader on this journey.
The cave with low entrance so we must ducking to enter it.
 I passed through a narrow cave passage
 Friens : Wahyu and his friend, Nucan
 cave ornaments
 Is these fosil? But I m not sure about it.
 cave crabs : Karstama sp.? see www.biotagua.org
cave cricket