Bagi masyarakat Gunungkidul, siapa yang belum mendengar
tentang Pantai Baron. Salah satu pantai
dari sekian puluh pantai yang ada di sepanjang pantai selatan Gunungkidul.
Pantai Baron merupakan tujuan utama wisatawan domestik yang ingin rekreasi ke
laut. Dari Ibukota Wonosari menuju ke sini bisa ditempuh dalam waktu 30-45
menit dengan mengendarai kendaraan bermotor. Di pantai ini selain sebagai
daerah tujuan wisata juga sebagai pelabuhan bagi sekitar 50 kapal nelayan.
Kapal-kapal berukuran kecil yang bisa menampung ikan sekitar 1 ton.
Ada pertengahan bulan Agustus 2012 kami menemui Pak Suyit,
salah seorang pengurus paguyuban nelayan Baron dan termasuk orang yang dituakan
di kalangan nelayan. Kami bertemu di warung Bu Lastri , istri Pak Suyit, yang
letaknya di deretan timur Kawasan Baron. Dari Pak Suyit ini mengalir cerita
mengenai asal-usul nelayan di Baron.
“ Dulu di tahun 1981 belum ada kapal di Baron. Masyarakat
hidup dari bertani saja. Saya lalu mencoba mencari ikan dengan menebar jaring di sekitar pantai setelah berenang agak ke
tengah. Hasil tangkapan banyak, namun lama kelamaan semakin berkurang. Lalu
setelah ngomong-ngomong dengan beberapa teman terbersit ide untuk pergi agak ke
tengah. Waktu itu belum ada kapal maka
saya mencoba membuat kayu randu.Saya bertugas mendayung rakit sementara 2 orang teman saya mendorong dengan berenang sampai ke
daerah sekitar Parang racuk,” ungkap Pak Suyit.
Berbincang-bincang dengan Pak Suyit ditemani teh hangat (Foto : Heru T) |
Namun nasib baik tidak selau berpihak pada beberapa orang
yang merintis kegiatan penangkapan ikan ini. Pada suatu saat temanya , kakak Pak Suyit yang
tengah berenang mendorong rakit ini digigit ikan hiu pada bagian kaki dan
terluka parah. Orang itu dibawa ke RSUD Wonosari, dokter dan perawat bertanya
apa penyebabnya. Kejadian tersebut ternyata menjadi berita heboh di Gunungkidul
sehingga wartawan meliput dan mewawancarai Pak Suyit. BUpati GK waktu itu,
Darmakum Darmokusumo pun akhirnya mendengar kejadian tersebut. Pak Bupati
menengok teman Pak Suyit. Setelah mengetahui duduk penyebabnya maka akhirnya Pak Bupati memberi bantuan
kapal bagi nelayan Baron. Kelompok nelayan sejumlah sekitar 15 orang ini
dikirim ke Cilacap untuk mengikuti pelatihan langsung dengan kapal-kapal nelayan.Sejak saat itu masyarakat Pantai
Baron mulai melaut dengan kapal.
Kapal nelayan Baron terbuat dari bahan Fiberglass panjang sekitar 6 meter lebarnya 1.25m. Kapal-kapal ini
harus dilengkapi dengan penyeimbang yang terbuat dari bambu dipasang di kanan
dan kiri. Harga kapal saat ini mencapai
22jtaan, mesin 15 juta, ini belum termasuk
dengan perlengkapan jaringnya. Jika komplit
dengan peralatanya total modal yang dibutuhkan sekitar 50jutaan. Kemampuan tiap nelayan dalam keuangan tentu
berbeda-beda sehingga ada yang berperan sebagai juragan atau pemilik kapal
saja. Juragan ini menerima pembagian hasil dari nelayan yang menjalankan kapal
setelah dikurangi biaya bensin.
Ditulis Oleh : Heru Tricahyanto,
Penulis lepas, tinggal di Wonosari, Gunungkidul.