Monday, March 6, 2017

INSPIRASI HIDUP DARI KUPU-KUPU



 Catopsilia sp. adalah nama untuk suatu jenis kupu kupu yang banyak ditemukan di perbukitan kapur di  Gunungkidul. Kupu-kupu ini terbang secara bergerombol dan mempunyai kebiasaan hinggap di tanah-tanah basah. Pada waktu penulis masih kecil,  masih sering terlihat kupu-kupu ini dalam jumlah ratusan terbang dan hinggap di tepian sungai belakang rumah. Saat ini fenomena tersebut semakin jarang dijumpai lagi.  Pada akhir musim kemarau awal musim hujan serangga terbang ini bisa kita jumpai di tepi sungai atau di  pantai. Sekumpulan Catopsilia sp. hinggap di hamparan pasir pantai yang masih basah. Ketika didekati dalam jarak 2 meter saja ternyata mereka sudah bisa mendeteksi kehadiran manusia , kemudian terbang menghindar.
gambar dari Google

Ternyata sebarannya cukup luas sampai daerah pantai. Mereka hinggap di pasir tepi pantai. Barangkali kebiasaan hinggap pada tempat-tempat basah ini  berkaitan dengan  perilaku menghisap untuk mendapatkan  mineral-mineral tertentu. Mereka tentu juga senang hinggap di bunga-bunga yang sedang mekar. Sambil menghisap madu bunga kupu-kupu membantu menyerbuki walaupun bukan merupakan serangga penyerbuk utama seperti halnya lebah dan tawon. Sebab kupu-kupu tidak memiliki organ khusus untuk membawa polen atau serbuk sari.


 Dari pengamatan sederhana bila  Catopsilia sp.  sudah sering ditemui, biasanya pada awal musim hujan, tandanya akan segera musim ulat trembesi.  Masyarakat di daerah karst Gunungkidul niteni  fenomena alam tersebut.

Apakah di sekitar rumahmu ada banyak kupu-kupu? Jika tidak ada atau hanya sedikit bolehlah kita sedikit berprasangka kondisi lingkungan sudah mulai menurun. Memang demikianlah menurut ahli kupu-kupu Djunijanti Peggie yang meraih doktoral di bidangnya dari Universitas Cornell. Kupu-kupu memang dapat digunakan sebagai indicator kualitas lingkungan. Artinya keberadaan kupu-kupu yang beragam di suatu area dapat memberikan indikasi bahwa daerah tersebut masih alami dan belum terganggu. Sebaliknya jika jenis kupu-kupu mulai menurun maka patut diduga daerah tersebut rendah kualitas lingkungannya. Ambil contoh di tepi jalan perkotaan yang ramai mana ada dijumpai kupu-kupu yang indah. Kupu-kupu berwarna warni hanya di jumpai di daerah yang banyak pohonnya.
“ Perubahan fungsi habitat akan mempengaruhi  penyebaran kupu-kupu di suatu area. Dengan demikian kupu-kupu dapat  digunakan dalam pemantauan lingkungan untuk mengamati perubahan habitat atau tingkat kerusakan habitat,” tegas Dr. Peggie.
Bagi kupu-kupu umur panjang mungkin tidak terlalu penting karena hanya 4 bulan hidup. Tetapi dari umur yang singkat tersebut mereka membawa banyak pesan yang bisa dibaca oleh para ahli.  Selain untuk pemantau kualitas lingkungan para ahli meneliti kupu-kupu untuk mengungkapkan rahasia evolusi dan pemahaman biogeografi yaitu ilmu yang mempelajari mengenai penyebaran suatu jenis makhluk hidup.
Kita lebih beruntung dengan umur yang mencapai puluhan tahun. Tentu lebih banyak hal yang bisa diperbuat.  Namun jangan sampai salah menetapkan pilihan  agar pesan kehidupan yang kita sampaikan ke orang-orang terdekat, lingkungan kerja, masyarakat dan dunia adalah pesan yang baik. Jangan sampai kenangan akan hidup kita adalah sesuau yang  tidak baik.



Ditulis oleh : Aluisius Heru Tricahyanto
Tinggal di Wonosari Gunungkidul
Dikirim untuk Majalah Utusan
7 mei 2015
Diteritkan di Utusan edisi September 2016 dengan judul : Antara Kita dan Catopsilia
Dikirim ke Swarawarga.com





No comments:

Post a Comment