Friday, March 17, 2017

MATEMATIKA KEHIDUPAN




Judul               : MATAMATIKA
Penulis             : Falensius Nango, dkk
Penerbit           : PT Kanisius
Isi                    : 152 halaman
Cetakan           : pertama , 2015
ISBN               : 978 -979-21-4250-1

Bagi kebanyakan orang jika mendengar kata matematika maka akan terbanyak angka-angka, tanda-tanda yang rumit. Bagi anak sekolah sampai mahasiswapun pelajaran matematika dan turunannya seperti statistic, geometri, aljabar masih menjadi momok sampai sekarang. Tetapi ternyata matematika bukan sekedar rumus, persamaan atau tanda-tanda yang rumit lainnya. Melalui  pelajaran ini kita bisa menemukan makna hidup setelah melalui proses  merenungkan atau refleksi. Salah satu cara menumbuhkan karakter  adalah lewat refleksi dari bahan matematika yang diajarkan maupun cara mengajarkannya. Pengarang mengajak kita untuk melihat matematika dari sudut pandang yang sama sekali lain. Tidak hanya pelajaran yang kering makna, tetapi buku ini mengajak para guru, siswa dan orang tua  menemukan  dan menumbuhkan karakter sekaligus melatih berpikir logis, analitis, sistematis dan kreatif. Meninggalkan konsep “ilmu pokoknya” (bab 1) yang akan menyebabkan kita menjadi mandeg berpikir dan ngeyel. 

Salah satu  bagian dari matematika adalah Aritmatika yang menggunakan angka-angka dan tanda-tanda operasi seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Dalam mengerjakan soal ujian seorang siswa harus tahu kapan menggunakan perkalian, penjumlahan, pengurangan dan pembagian sampai diperoleh jawaban yang benar. Kecakapan ini digunakan sesuai dengan jenis soal yang dihadapi. Jika siswa hanya diminta menggunakan penjumlahan terus maka otak menjadi jenuh dan mengurangi kreatifitas.  Dari pelajaran ini kita diajak untuk merenungkan bahwa matematika sebagai pelajaran tidak beda halnya dengan “matematika kehidupan”. Dalam kehidupan kita perlu tanggap kapan menggunakan perkalian, penjumlahan, pembagian dan pengurangan. Hidup orang justru akan susah jika hanya mau melakukan penjumlahan saja , mereka hanya terus ingin mendapat lebih banyak dan semakin banyak untuk diri sendiri saja (contohnya korupsi). Akhirnya mereka melupakan keseimbangan lain bahwa perlu juga berbagi dengan sesame (makna pembagian) dan melepaskan sebagian yang dimiliki (makna pengurangan) untuk kemajuan hidup sesama.  Inilah yang ditawarkan Buku Matamatika agar dari pelajaran matematika bisa diperoleh makna untuk kehidupan kita yang lebih baik. Buku ini juga membantu banyak orang untuk menemukan nilai yang mendalam dan bahkan aneh dari topic-topik matematika yang dianggap kering.

(heru tricahyanto, oktober 2015)
Diterbitkan Utusan edisi Desember 2015

No comments:

Post a Comment