Sekitar tahun 2010-2012 penulis sering ke Pantai selatan karena menemani isteri mengambil data penelitian. Dalam kurun waktu tersebut kami jadi banyak kenal dengan para nelayan dan pedagan di warung pantai Baron, Kukup dan Drini. Ketiga pantai tersebut cukup terkenal di kawasan pantai selatan Gunungkidul.
Beberapa tahun kemudian setelah anak-anak kami sudah bisa lebih melewati balita kami lanjutkan petualangan dengan kemping pantai.
Beberapa pantai sudah kami datangi untuk kemping diantaranya Drini, Baron, Siung, dan Nguyahan di sebelah barat Ngrenehan. Di antara pantai tersebut tempat favorit kami adalah pantai Drini. Pada tahun 2012 sungguh kami bisa menikmati serasa memiliki pantai bila main ke Drini. Karena belum begitu ramai. Listrik di pantai Drini juga baru masuk sekitar awal 2012.
Hamparan pasir putihnya begitu panjang dan bersih. Sementara itu zona pasang surutnya aman untuk berenang bagi anak-anak karena ada bukit karang yang menjadi penghalang ombak.
Tetapi mulai 2012 pembangunan di kawasan pantai selatan Gunungkidul melaju sangat pesat karena kunjungan wisata Gunungkidul juga berkembang. Hal ini berdampak pada penataan kawasan pantai termasuk Drini. Masyarakat yang berjualan di Pantai Drini beranmai-ramai membangun gazebo di zona pasang surut.
Satu sisi memang pengunjung menjadi nyaman karena ada fasilitas gratis untuk duduk dan berteduh. Namun akhirnya zona pasir menjadi semakin sempit dan bagi kami yang sudah kemping jadi makin sulit mendirikan dome.
Perubahan ini sudah kami perkirakan bahwa nantinya memang tidak lagi nyaman kemping di pantai-pantai yang ramai. Yang jelas kami sudah cukup puas menggelar dome di Pantai Drini. Dari hanya 2 dome saja, kemudian ada keluarga yang pengen ikut jadi 4-5 dome.
Kata orang bijak (siapa ya nggak tau deh) tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri..
Salam dolan-dolan
Beberapa tahun kemudian setelah anak-anak kami sudah bisa lebih melewati balita kami lanjutkan petualangan dengan kemping pantai.
Beberapa pantai sudah kami datangi untuk kemping diantaranya Drini, Baron, Siung, dan Nguyahan di sebelah barat Ngrenehan. Di antara pantai tersebut tempat favorit kami adalah pantai Drini. Pada tahun 2012 sungguh kami bisa menikmati serasa memiliki pantai bila main ke Drini. Karena belum begitu ramai. Listrik di pantai Drini juga baru masuk sekitar awal 2012.
![]() |
Masih bisa Menggelar Dome di depan Warung, sekarang tidak lagi ... |
Hamparan pasir putihnya begitu panjang dan bersih. Sementara itu zona pasang surutnya aman untuk berenang bagi anak-anak karena ada bukit karang yang menjadi penghalang ombak.
Tetapi mulai 2012 pembangunan di kawasan pantai selatan Gunungkidul melaju sangat pesat karena kunjungan wisata Gunungkidul juga berkembang. Hal ini berdampak pada penataan kawasan pantai termasuk Drini. Masyarakat yang berjualan di Pantai Drini beranmai-ramai membangun gazebo di zona pasang surut.
Satu sisi memang pengunjung menjadi nyaman karena ada fasilitas gratis untuk duduk dan berteduh. Namun akhirnya zona pasir menjadi semakin sempit dan bagi kami yang sudah kemping jadi makin sulit mendirikan dome.
Perubahan ini sudah kami perkirakan bahwa nantinya memang tidak lagi nyaman kemping di pantai-pantai yang ramai. Yang jelas kami sudah cukup puas menggelar dome di Pantai Drini. Dari hanya 2 dome saja, kemudian ada keluarga yang pengen ikut jadi 4-5 dome.
Kata orang bijak (siapa ya nggak tau deh) tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri..
Salam dolan-dolan
No comments:
Post a Comment