Sore hari tanggal 13 Maret perlu dicatat nih. Di hari itu Aji (8th) dan Jati (8th) anak kami menempuh perjaanan dengan sepedanya pada jarak yang terjauh. Sore itu Aji saya ajak bersepeda agak jauh dan ternyata mau. Tapi tak bilangin dulu bahwa ini mau ke Playen terus nanti mampir makan di tongseng Pak No. Kalau soal makan dia pasti mau, jadi ini memang pancinganku agar Aji mau bersepeda jauh. Sebelumnya juga tak bilangin bahwa akan lewat jalan naik di Kepek sampai Siyono tapi setelah itu mendatar saja kok.
Karena sudah tertarik dengan tongsengnya maka dia mau.
Dari rumah kemudian ke arah alun-alum Pemda belok kiri naik di Kepek. Genjotan Aji masih kuat walau jalan menanjak. Lalu melewati turunan di daerah Ledoksari sampai Universitas Gunungkidul jalan mulai menanjak sedikit dan berakhir tanjakannya di Siyono.
Lalu sesuai rencana kami pilih ke arah Playen.
Nah mulai enak nih jalannya, tidak ada yang nanjak. Dan jalanan aspal hotmix halus sampai dengan pasar Playen. Karena baru pertama naik sepeda agak jauh, Aji perlu istirahat dulu.
Cuaca sore itu cerah dan udaranya sejuk tidak panas. Setelah tenggorokannya disegarkan seteguk air Aji siap-siap mengayuh pedal lagi.
Dari pasar playen belok kiri ke arah SMA 1 Playen. Bagi orang dewasa sih cukup ringan. Namun untuk anak-anak menantang karena ada tanjakan-tanjakan sedikit.Di tanjakan kedua Aji terlihat sudah capek jika harus berdiri menggenjot pedalnya. Lalu dia turun dari sepeda dan menuntunnya. Jalanan tidak begitu ramai hanya satu dua kendaraan yang lewat.
Kira-kira 45 menit mengayuh sepeda dari rumah sampailah kami ke perhentian yaitu Warung Tongseng Pak No Playen. Jangan membayangkan warung yang besar dengan tempat parkir luas. Warung ini benar-benar warung desa namun terletak di pinggir jalan Playen - Paliyan. Sehingga gampang diakses dengan mobil sekalipung.
Kenapa kami suka makan di sini? Nah ini yang penting. Alasan utama tentu saja karena enak. Pak No ini alumnus Sate Kambing Samirono dan Istrinya juga alumnus persatean di Jogja. Setelah puas kerja di tempat orang dia buka sendiri di rumahnya. Ciri khas sate dan tongseng racikan Pak No ini dia selalu menggunakan daging kambing muda. Pak No bilang kambing muda ini kelebihannya mengandung koleksterol lebih sedikit dan tidak menyebabkan pusing bagi yang tekanan darahnya cenderung tinggi.
Memasaknya juga tidak perlu waktu lama karena daging kambing muda. Bagi yang tidak makan daging kambing Pak No juga menyediakan tongseng ayam kampung. Nah ini nih yang kusuka karena saya tidak makan daging kambing.
Aji lalu memesan tongseng kambing kesukaannya.
Karena sudah tertarik dengan tongsengnya maka dia mau.
Dari rumah kemudian ke arah alun-alum Pemda belok kiri naik di Kepek. Genjotan Aji masih kuat walau jalan menanjak. Lalu melewati turunan di daerah Ledoksari sampai Universitas Gunungkidul jalan mulai menanjak sedikit dan berakhir tanjakannya di Siyono.
Lalu sesuai rencana kami pilih ke arah Playen.
Nah mulai enak nih jalannya, tidak ada yang nanjak. Dan jalanan aspal hotmix halus sampai dengan pasar Playen. Karena baru pertama naik sepeda agak jauh, Aji perlu istirahat dulu.
Cuaca sore itu cerah dan udaranya sejuk tidak panas. Setelah tenggorokannya disegarkan seteguk air Aji siap-siap mengayuh pedal lagi.
Dari pasar playen belok kiri ke arah SMA 1 Playen. Bagi orang dewasa sih cukup ringan. Namun untuk anak-anak menantang karena ada tanjakan-tanjakan sedikit.Di tanjakan kedua Aji terlihat sudah capek jika harus berdiri menggenjot pedalnya. Lalu dia turun dari sepeda dan menuntunnya. Jalanan tidak begitu ramai hanya satu dua kendaraan yang lewat.
Kira-kira 45 menit mengayuh sepeda dari rumah sampailah kami ke perhentian yaitu Warung Tongseng Pak No Playen. Jangan membayangkan warung yang besar dengan tempat parkir luas. Warung ini benar-benar warung desa namun terletak di pinggir jalan Playen - Paliyan. Sehingga gampang diakses dengan mobil sekalipung.
Kenapa kami suka makan di sini? Nah ini yang penting. Alasan utama tentu saja karena enak. Pak No ini alumnus Sate Kambing Samirono dan Istrinya juga alumnus persatean di Jogja. Setelah puas kerja di tempat orang dia buka sendiri di rumahnya. Ciri khas sate dan tongseng racikan Pak No ini dia selalu menggunakan daging kambing muda. Pak No bilang kambing muda ini kelebihannya mengandung koleksterol lebih sedikit dan tidak menyebabkan pusing bagi yang tekanan darahnya cenderung tinggi.
Memasaknya juga tidak perlu waktu lama karena daging kambing muda. Bagi yang tidak makan daging kambing Pak No juga menyediakan tongseng ayam kampung. Nah ini nih yang kusuka karena saya tidak makan daging kambing.
Aji lalu memesan tongseng kambing kesukaannya.
No comments:
Post a Comment